by admin | Feb 21, 2025 | News
Dua belas tahun lalu grup hip-hop, BlocCalito 782, lahir di Yogyakarta. Nama grup yang digawangi oleh Rave, Hila, dan Bravo ini diambil dari gabungan domisili nomor rumah ketiga personilnya, yaitu area Blok O, Kaliurang dan Rotowijayan. BlocCalito 782 sempat merilis 10 single yang terangkum dalam album berjudul Westcoast Rider. Setiap akhir pekan mereka mengisi panggung-panggung event musik seantero pulau Jawa pada medio 2013-2016. Sayangnya pada 2016 salah satu personil harus mengundurkan diri dari grup dan mereka sempat hiatus. Tahun 2018 Rave sempat melanjutkan sepak terjang mereka dengan mengajak Wara Ola dengan mengusung nama serta warna baru, Seven Eight Two. Event HipHop Sor Ringin vol.2 pada bulan Maret 2024 lalu membuat momentum “REUNION” dimana mereka muncul dengan formasi paten Rave, Bravo, dan Ghaitza (DJ) untuk mengibarkan kembali bendera BlocCalito 782. Pada bulan September tahun tersebut mereka juga merilis single baru, From The Street yang menceritakan tentang kehidupan di jalanan. Tahun 2025 ini BlocCalito 782 kembali berkutat di studio untuk merilis single baru. Berjudul Born in YKC, lagu yang diciptakan oleh Rhezaro dan Rave ini bertemakan tentang jatuh bangunnya seorang seniman khusus-nya musisi yang selama ini berkarya di Yogyakarta. “Ide pembuatan lagu ini tercetus dikarenakan banyaknya pelaku seni yang lahir dan berkarya di Yogyakarta” ungkap Rave mengenai ide dibalik pembuatan single mereka. Dari lirik yang dirapalkan, mereka banyak bercerita tentang tempat dimana mereka lahir, tumbuh besar dan menuai karir diantara jalanan dengan “tembok tua lorong gelap jalanan gang yang sempit”. Dari segi musik, walaupun materi BlocCalito 782 masih dipengaruhi skena hip-hop luar negeri, atmosfer komposisi lagu mereka juga kental dengan aroma yang keluar dari album kompilasi Pesta Rap,...
by admin | Aug 26, 2024 | News, Releases
Tidak banyak band cadas yang mampu bertahan selama 27 tahun, Something Wrong (SW) adalah satu diantanya. Band Hardcore asal Jogja ini sejak 2 September 1997 lalu sudah merilis beberapa album diantaranya Demo 99 (2000, self release), Get Off My Back (2003 via Napi Records), NESU (2010 oleh SW Records) serta tahun lalu mereka rilis 7” berisi 2 lagu via Zombie Attack Records. Band yang kini beranggotakan Bagus Hermanu Danar Sanjaya a.k.a Kucing (Vocal), Wahyu Dwi Handoko a.k.a Bopobacox (Guitar, backing vocal), Thabrani Adhari a.k.a Tephy (Guitar), Wahyu Jatmiko a.k.a Soetik (Bass, backing vocal) dan Yanuar Surya a.k.a Yansu (Drum) ini kembali lagi dengan rilisan terbarunya. Alih – alih merilis lagu baru, Something Wrong malah kembali menilik katalog lama mereka untuk direkam ulang. Menurut Soetik SW, Something Wrong ingin merealisasikan keinginan lama mereka untuk kembali merekam lagu – lagu lawas dengan kualitas sound dan hasil rekaman yang lebih bisa memanjakan telinga pendengarnya. “Kami ingin memberi nuansa baru dari lagu – lagu lama SW dengan kualitas sound & aransemen yang berbeda. Masalah suka atau tidaknya orang menikmati lagu yang direkam ulang ini tergantung selera masing – masing” imbuh Kucing mengenai alasan dibalik perekaman ulang ini. Album yang diberi judul Reignite ini mengandung filosofi yang menarik. “Reignite kan artinya menyala kembali, bagi kami ini berarti menyalanya kembali lagu – lagu lama SW yang dipanasi kembali dengan nuansa baru dan tetap dengan lirik yang temanya masih sangat relevan pada masa ini’ jelas SW tentang pemilihan judul album. Menyalanya kembali utk semangat – semangat yang meredup, juga buat para personil SW untuk menyala kembali semangatnya supaya tetap berkarya, untuk album selanjutnya,...
by admin | Jan 23, 2023 | News, Review
Senyawa adalah duo musisi kontemporer yang dibuat oleh Rully Shabara dan Wukir Suryadi di Yogyakarta pada tahun 2010. Rully sebelumnya adalah vokalis dari band math-rock/noise-rock bernama Zoo serta vokalis band Hip Metal, Middle Finger, sedangkan Wukir lebih banyak berkecimpung di dunia musik tradisional. Senyawa menggabungkan unsur musik tradisional Indonesia dengan eksperimen mencampurkan berbagai gaya musik seperti metal, punk dan folk untuk menghasilkan komposisi yang mendapat pengaruh avant-garde dengan warisan budaya tradisional. Teknik vokal Rully yang dipengaruhi urban ethnic dipadu dengan instrumentasi bambu dan peralatan pertanian yang dibuat oleh Wukir, serta distorsi gitar menambah warna pada musik Senyawa. Kurang lebih sekitar 9 album dan 3 EP yang sudah diciptakan Senyawa selama perjalanan bermusiknya. Kali ini aku ngebahas album “Acaraki” yang dibuat di tahun 2014. Album ini terdiri dari 11 lagu dengan lagu pembuka ‘Pada Siang Hari’, semua lagu menggunakan instumen bambu yang khas dari Wukir yang membuat suasana suram dan mencekam diantara irama-irama distorsi mereka. Aku mencoba mendengarkan beberapa lagu ‘Pada Siang Hari’, ‘Pasca’, ‘Sisa’ dan ‘Di Pudarnya Senja’. Aku seperti masuk ke dunia lain yang penuh dengan kegelapan dikelilingi suara-suara misterius yang mencekam, lalu semua ketakutan yang di dalam diriku menghampiri, tetapi anehnya aku menikmatinya. Puisi-puisi elegi suram yang dibawakan Rully begitu eksentrik dan tidak halus yang disengaja, ditambah suara instrumen bambu yang dominan menambah aura “mencekam” pada irama-irama di album ini. Tetapi, puisi-puisi yang dibawakan Rully tidak begitu jelas terdengar karena irama yang menurutku terlalu keras. Yang unik, di lagu “Kereta Tak Berhenti Lama” diadaptasi dari lagu anak-anak “Naik Kereta Api” yang dibawakan dengan nada suram khas Senyawa. Juga di lagu “Jaranan”, teriakan yang saling sahut-menyahut, serta vokal...