by admin | Jun 25, 2024 | Event, News
Setelah sukses dengan gelaran pertama pada tahun 2022 dan selanjutnya pada tahun 2023 lalu, Cherrypop akan kembali hadir tahun ini selama dua hari, 10 dan 11 Agustus 2024 di Lapangan Panahan Kenari, Yogyakarta. Masih dengan semangat yang sama sebagai peristiwa kebudayaan dengan balutan utama musik, Cherrypop melibatkan pelaku budaya populer anak muda dari berbagai disiplin; musisi, perupa, arsiparis, pembuat film, pegiat kuliner, dan sebagainya. Selain menjadi arena berkreasi, melalui Cherrypop, ekosistem budaya populer anak muda ini diharapkan bisa saling berkorespondensi, membangun wacana, dan berselebrasi. Cherrypop 2024 mengangkat tema besar “Selamet Bermusik”, yang akan diisi dengan muatan konsep layaknya sebuah perayaan. Kata ‘Selamet’ diambil dari bahasa jawa ‘Slamet’ yang berarti ‘Selamat’. “Tema ini sekaligus selebrasi rasa syukur kita bersama untuk musisi dan band dengan karyanya di Indonesia yang telah berdedikasi lebih dari satu dekade” tutur Arsita Pinandita sebagai Creative Director Cherrypop. Deretan Penampil Cherrypop 2024 Cherrypop 2024 kembali menghadirkan tiga panggung musik selama dua hari, yang akan diisi oleh puluhan penampil dari beberapa genre, dari emerging band yang baru muncul ke permukaan hingga band era 90-an yang masih eksis hingga saat ini. ”Kita coba menampilkan band yang lebih beragam genre-nya dengan lintas segmen generasi pendengar dan juga beberapa spesial set perayaan sesuai tema tahun ini,” kata Ahmad Sobirin, Director of Festival Cherrypop 2024. Beberapa nama yang sudah dipastikan tampil dengan sajian spesial membawakan satu album penuh dan perayaan di panggung Cherrypop 2024 antara lain; FSTVLST dengan spesial set satu dekade album ‘Hits Kitsch’, The Upstairs dengan spesial set dua dekade album ‘Matraman’, Rabu dengan spesial set satu dekade album ‘Renjana’, Majelis Lidah Berduri dengan spesial set 15 tahun...
by admin | May 5, 2023 | Event, News
Sebagai peristiwa pop culture dengan balutan utama musik, Cherrypop Festival kembali hadir untuk kedua kalinya. Sebelumnya, festival yang pertama kali digelar pada Juli 2022 lalu ini mendapatkan antusias yang baik dari penggemar musik dan irisannya. Kali ini dengan membawa tema besar “Swasembada Musik”, Festival yang diselenggarakan oleh iKonser Channel ini hendak mengajak seluruh pengunjung untuk lebih survive dalam menghadapi kehidupan. “Kata Swasembada sendiri sangat erat kaitannya dengan kemandirian terhadap kebutuhan pangan, dan dirasa cocok untuk mengambarkan gaya hidup anak muda masa kini yang cenderung santai, ‘leha-leha’ untuk lebih giat lagi mandiri menjalani hidup,” jelas Arsita Pinandita, Creative Director Cherrypop 2023. “Penggunaan kata ‘musik’ diakhiran kata swasembada semakin memperkokoh statement, bahwa dengan musik niscaya kita semakin well lepas landas menghadapi hidup. Sing kuat Sob!“sambungnya. Cherrypop Festival akan digelar selama dua hari, 19 dan 20 Agustus 2023 di Asram Edupark, Yogyakarta dan berkolaborasi penuh dengan Mojok.co, sebuah media online yang bernarasi serius dengan gaya khas dibalut candaan. “Secara konsep, kurang lebih Cherrypop tahun ini masih sama dengan tahun lalu, tetapi kali ini kita gandeng Mojok.co untuk berkolaborasi,” kata Ahmad Sobirin, Director of Festival Cherrypop 2023. Selain pertunjukan musik, ada beberapa program kolaborasi yang dilakukan bersama Mojok.co, di antaranya; ‘Kelas Menyambal’, ‘Kelas Berkain’, ‘Kelas Bungkus Daun’, ‘Bedah Buku’, ‘Putcast Live’, ‘Stand Up Comedy’, ‘Sketsa Langsung Jadi’, hingga Lomba ‘Opening Mojok Mentok’. Program ‘Rekam Skena’ dan ‘Penaskena’ Tahun ini, salah satu program andalan Cherrypop Festival juga kembali dilaksanakan, yakni ‘Rekam Skena’. Program ini melibatkan penyuka musik dan film untuk melakukan riset, menata arsip, dan produksi film tentang skena musik di daerah mereka masing-masing. Hasil dari proyek ini bakal ditayangkan di Bioskop Cherrypop, selama...
by admin | Jun 27, 2022 | News
iKonser berhasil menggelar festival musik yang digadang-gadang menjadikan Yogyakarta sebagai melting point bagi band-band Indonesia dari wilayah timur maupun barat. The Dare (Lombok) yang mewakili wilayah timur Indonesia juga Silampukau (wilayah timur Jawa) sementara dari barat (masih Jawa) ada Teenage Death Star. Dari tengah (lagi – lagi masih pulau Jawa) ada Menjelang Pagi (Banjarnegara), Smaratantra (Solo), dan Kamar Jiwa (Semarang). Sementara sebagai tuan rumah ada Melancholic Bitch, Skandal, Tiger Paw dan Sangkakala. Secara pemilihan jenis musik lumayan variatif mulai Folk, Indie Rock sampai Heavy Metal walaupun masih bisa dikulik lagi secara Jogja kan gudangnya variasi genre musik yang serba ada. Plus dari segi pemetaan asal band masih berkutat di area Jawa, belum mewakili wilayah timur dan barat Indonesia seperti yang digadang – gadang sebelumnya. Selain pertunjukan band di panggung besar, di area Panggung Alpha Bravo ada ruang – ruang untuk pemutaran perdana film dokumenter skena musik Jogja, diskusi, workshop, pop up market kerajinan dan kuliner, records store serta pameran seni. Sebuah usaha diversifikasi festival musik agar penonton tidak bosen menunggu jeda penampilan band di panggung utama. Patut diapresiasi melihat usaha festival ini untuk memberikan ruang bagi penggiat film amatir dalam mendokumentasikan skena musik di Jogja. Ada lima film dokumenter yang diputar di area Popopop ini: “Di Balik Lantai Dansa” (Tuttifruti Collective), “Jogja Magnetnya Rockabilly” (Mahadhana Dira Priyahita), “EnjOi! Cerita Tentang Skinhead Jogja” (Galih Eko Kurniawan), “Tuhan, Masukkan Aku Ke Dalam Skena” (7Days Off), dan “Knock Knock! Yer Blues Here” (Spasi Latar). Program yang sangat penting bagi proses dokumentasi skena dan mari berharap ini tidak hanya berhenti disini saja. Sayangnya ruang pemutaran film belum tertata maksimal misalnya dilihat dari kapasitas...