Berlayar Menyusuri Makna Bersama Album Samara

Berlayar Menyusuri Makna Bersama Album Samara

Syarikat Idola Remaja, group musik asal Bandung ini muncul ke publik dengan lagu-lagunya yang mencuri perhatian mulai dari ‘Musafir Anthem’ hingga ‘Mars Pengangguran’. Band yang dihuni oleh Fariz “Aceng” Alwan (seruling, bangsing, vokal), Sendy Novian (gitalele, vokal), Dimas Dinar Wijaksana (gitar, vokal), Dwi Kartika Yuddhaswara (bass, vokal), Jon Kastella (gitar, vokal), Arum Trestaningtyas (ukulele, vokal), Ferry Nurhayat (keyboard), Zulqi Lael Ramadhana (gitar) dan Yaya Risbaya (perkusi) ini kemudian merilis album perdana-nya, “SAMARA”, 9 April 2022 lalu. Lagu ‘Kota Yang Mahsyur’ yang pertama diperdengarkan ke publik sebelum rilisnya album perdana mereka. Menurut Dwi Kartika Yuddhaswara “Album SAMARA ini cerita yang ngebahas Jalur Rempah Nusantara. Nah… Kota Yang Mahsyur ini dikeluarin duluan karena mereka mau ngerayain dulu. Nanti baru kilas balik ke perjalanan dari bangsa Eropa sampai ke Indonesia.” Jujur saja, ketika pertama kali aku mendengar lagu pada album ini, aku tidak hanya sekadar mendengarkan sebuah musik biasa, tetapi seperti sedang menikmati cerita sebelum tidur, layaknya sebuah dongeng yang disyairkan dengan indah. Irama Melayu yang kental dan instrumen seruling yang khas dari Syarikat Idola Remaja seolah-olah mengajakku untuk ikut berdendang dan merasakan keindahan lirik yang begitu puitis, yang membuatku terhanyut dalam makna yang begitu dalam dan menyentuh hati. ‘Kota Yang Mahsyur’ jadi perhatianku, dengan potongan story diawal dan secara spesifik tentang obrolan orang tua ke anaknya bahwa para petani pergi ke sawah tidak hanya untuk bekerja semata, tetapi menebar cinta dan harapan. Ada yang menarik juga dari penggalan lirik ‘Kota Yang Mahsyur’ ini, yaitu: “semoga kita tak gugur… tenggelam di kota yang mahsyur…”. Setiap orang bebas memaknai dan meng-artikan sebuah lirik lagu, pada penggalan lirik ini menurutku merupakan sebuah pesan yang tersurat...