by admin | Dec 30, 2017 | News
2017 merupakan tahun yang spesial bagi DoggyHouse Records. Sukses merilis format vinyl album Shaggydog – Putra Nusantara serta membantu mereka menggondol tropi AMI Awards merupakan beberapa hal yang menjadikan tahun ini begitu spesial. Juga diundang untuk berpartisipasi dalam beberapa pameran, presentasi dan diskusi mengenai skena musik di beberapa negara lain. Berikut adalah beberapa highlight di tahun 2017: Januari 2017 Setelah sukses menggelar Konser Putra Nusantara 23 Desember 2016, DoggyHouse Records bekerjasama dengan ThreeSixTV merilis video konser 360 derajat Shaggydog melalui link disini. Februari 2017 Kolaborasi pertama antara Shaggydog dengan NDX AKA membawakan lagu Ambilkan Gelas di Moco Sik Festival. Dari acara ini kemudian mereka memutuskan untuk merekam single yang diambil dari hidden track album Putra Nusantara ini sebagai sebuah single kolaborasi baru. Maret 2017 Test press piringan hitam Shaggydog album Putra Nusantara mendarat di markas kami setelah melalui proses mastering hampir 4 bulan dan paket-nya sempat nyasar ke India. Rilisan vinyl pertama dari Shaggydog dan label ini diproduksi di Palomino Records, Amerika. April 2017 DoggyHouse Records merilis album Putra Nusantara milik Shaggydog dalam format piringan hitam bertepatan dengan acara Records Store Day 2017 chapter Yogyakarta yang diinisiasi oleh Jogja Records Store Club bertempat di Angkringan Sari Dele. Pada bulan ini Heruwa “Shaggydog” juga melepas single Senyawa Alam melalui toko musik digital. Mei 2017 Bernhard Awuy resmi bergabung di jajaran staff DoggyHouse Records dan memulai beberapa program diantaranya #DoggySale yang merupakan penjualan paket berisikan beberapa rilisan back catalogue DoggyHouse Records. Juni 2017 Shaggydog merayakan ulang tahunnya yang ke 20 dengan acara potong tumpeng bersama segenap crew dan keluarga serta sesi live Instagram di Doggy House. Kebahagiaan yang terangkum dalam tagar...
by admin | Dec 6, 2017 | News
Bertahan sampai usia 20 tahun bagi sebuah band bukanlah sesuatu yang mudah apalagi dengan minimnya perubahan line up. Dan Shaggydog telah membuktikan bahwa mereka mampu mempertahankan tali yang mengikat erat dalam sebuah konsensus berwujud sebuah grup musik. Sempat diprediksi tidak akan bisa bertahan setelah era musik Ska berlalu tapi band yang berasal dari kampung pinggir sungai Code, Sayidan, ini mampu ber-adaptasi. Ya, adaptasi adalah salah satu cara ampuh untuk bertahan di industri musik yang keras ini. Keluarnya mereka dari major label untuk kemudian mendirikan label mereka sendiri, DoggyHouse Records, juga salah satu cara mereka untuk berkelindan dengan kondisi terkini selain memberikan wadah bagi band lain untuk berkreasi dalam merilis album mereka. Album terbaru mereka, Putra Nusantara, dirilis via toko musik digital pada 17 Agustus 2016, sementara format CD dan bokset CD dengan wadah bakpia tanggal 10 November 2016 serta terakhir format piringan hitam pada 22 April 2017. Setelah 6 tahun vakum merilis album, Putra Nusantara merupakan bukti sahih bahwa mereka masih bisa berkreasi disela jadwal manggung yang padat. Belum lagi dengan ganjaran piala AMI Awards 2017 yang berhasil mereka bawa pulang dari kategori Karya Produksi Reggae/SKA/Rocksteady melalui lagu Rock Da Mic. Hampir setiap akhir pekan band yang berdiri 1 Juni 1997 ini selalu berkutat dari panggung ke panggung, dari pelosok pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi bahkan sampai Papua. Tidak hanya pulau di Indonesia saja, tercatat mereka telah mencicipi panggung di luar negri semisal di Belanda (2004 dan 2006) , Darwin Festival di Australia (2009) dan terakhir bulan Maret 2016 lalu di Amerika pada gelaran prestisius, South by SouthWest Conference & Festival. Setelah sukses dengan konser perdana Putra Nusantara yang digelar di Gudang...
by admin | Mar 27, 2017 | News
Tentunya kita masih teringat dengan single Samiya, sebuah kolaborasi dari para dedengkot dua band sidestream paling berbahaya di Indonesia: Heruwa “Shaggydog” dan Jerinx “Superman Is Dead”. Kini Heruwa kembali melemparkan sebuah lagu jagoan baru yang iramanya tidak berseberangan jauh dari Samiya. Lagu yang diberi judul Senyawa Alam ini masih lekat dengan rancak musik Elektronik yang dibalut dengan kearifan lokal dan tema alam. Dibuka dengan tembang Macapat yang dilagukan oleh cengkok seorang sinden, nuansa gamelan masih terasa erat melekat. Tapi bukan Heruwa namanya kalau menganggap bahwa single yang dimastering oleh Rangga ‘Egha’ Sang Eshayoga ini akan sama dengan hasil karya-nya yang lain. Proses dalam mendapatkan racikan komposisi disini terasa lebih spesial karena vokalis band pioner Ska di Indonesia ini ditantang untuk turun ke alam. Ya, dalam mendapatkan sample untuk lagu yang pernah dipakai untuk iklan video #ProjectPassion (Diplomat Mild) bersama Erix Soekamti ini, Heruwa memindahkan studio di kamarnya keluar ruangan dan berinteraksi langsung dengan alam semesta. Contoh suara yang didapat pun bukan lagi hasil olahan komputer tetapi didapatkan dari suara yang disediakan gratis oleh alam. Gaung benturan batu vulkanik di gunung Merapi, riuh rancak-nya pengamen angklung di titik nol km Tugu, olahan perkusi dari cadik perahu di laut selatan, adalah sebagian kecil dari elemen suara yang dikumpulkan dari lima ‘sumbu imajiner’ Yogyakarta yaitu gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan Laut Selatan. Pada departemen artwork yang dikerjakan oleh Gilang Kusuma Wardhana, tema-nya mencoba mengadaptasi karya lukisan berjudul Gunung Merapi Meletus di Malam Hari karya Raden Saleh. “Saya ditantang untuk menjadi ‘pesulap’ di project ini. Saya merekam apa saja yang saya jumpai di jalan bersama Erix Soekamti. Misal, suara mangkok penjual bubur...
by admin | Jul 14, 2016 | News, Releases
Berawal dari kegelisahan dua teman semenjak kecil, Heruwa (Shaggydog) dan Jerinx (Superman Is Dead) akan keadaan alam di Indonesia saat itu kemudian memunculkan ide untuk membuat sebuah kolaborasi musikal. Setelah merilis sebuah single kolaborasi bertajuk Samiya dalam format digital download (10 Desember 2015) dan kaset (9 Maret 2016), kedua pentolan band berbahaya Indonesia ini kemudian sepakat untuk melepasnya secara lebih luas melalui media radio mulai tanggal 23 Juli 2016. Tanggal 23 Juli sendiri ditetapkan pemerintah sebagai peringatan hari anak nasional. Kedua musisi ini berharap bahwa single Samiya menjadi penanda supaya kita bisa menjaga alam yang nantinya akan menjadi sebuah hadiah untuk generasi anak cucu Indonesia selanjutnya sehingga mereka masih bisa menikmatinya. Lagu instrumentalia yang dikerjakan di Seminyak Pro Studio, Bali oleh Agus Bim dan Cipta Gunawan ini dikemas dalam sebuah perpaduan gaya musik modern dan tradisional. Single yang yang di mixing dan mastering oleh Egha dan Donney di Wai – Wai Studio serta di Rockstar Studio ini ternyata sukses mengawinkan genre Electronic dengan Gamelan. Kesuksesan tersebut terlihat dari antusias para penikmat musik yang kemudian membeli single eksklusif ini baik melalui digital store atau versi fisiknya. DoggyHouse Records sebagai label yang menaungi kerjasama kedua musisi ini pun berharap kolaborasi mereka tidak hanya berhenti pada single ini saja. Sementara itu sebuah film dokumenter yang memuat behind the scene pembuatan single ini dibuat oleh Lana Pranaya dan sudah bisa dinikmati DISINI Paket bokset yang berisi t-shirt warna putih dengan artwork kover buatan Sono “Cap Bagong Tattoo” (ukuran L dan XL), kaset dan cdr single yang dimasukkan dalam wadah aluminium bekas dengan artwork etsa masih tersedia. Paket tersebut dijual seharga Rp. 300.000 dan...
by admin | Dec 9, 2015 | News
Kondisi alam di Indonesia saat ini sangatlah memprihatinkan, asap pembakaran hutan yang merugikan banyak orang masih ditambah lagi dengan pengalihan lahan hijau untuk keperluan komersial yang dampaknya merugikan lingkungan. Begitu juga dengan isu reklamasi di Bali yang menjadikan perhatian tersendiri bagi seorang Jerinx, penggebuk drum Superman Is Dead, yang kemudian bersama kawan-kawan mencoba melawan hal tersebut dengan gerakan Bali Tolak Reklamasi. Contoh kasus lain adalah banyaknya lahan di kota Jogjakarta yang diubah menjadi area perhotelan yang lalu mengganggu area resapan air di lingkungan sekitar, hal inipun lambat laun menimbulkan pergesekan (lihat Jogja Ora Di Dol). Hal-hal diatas yang membuat dua sahabat masa kecil, Heruwa (Shaggydog) dan Jerinx (Superman Is Dead) merasa gelisah dan sepakat untuk mengeluarkan kegelisahan mereka dalam sebuah kolaborasi musik sesuai dengan disiplin ilmu yang digeluti oleh mereka selama ini. Lahirlah sebuah single yang mereka beri judul Samiya. Samiya sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya keseimbangan. Musik instrumental yang ditawarkan oleh kedua musisi di single ini merupakan sebuah perpaduan antara musik modern yang diwakili oleh genre Electronic serta musik tradisional yang diambil dari Gamelan. Perkawinan musik ini kemudian diikat dengan gebukan drum yang kuat ciri khas dari Jerinx. Artwork yang dikerjakan oleh Sono “Cap Bagong Tattoo” mengambil karakter dari dua kebudayaan yang menjadi latar belakang kedua musisi in tinggal yaitu Jawa dan Bali. Dari Jawa sendiri, Sono mengambil karakter Brahala lalu dari Bali dia mengambil karakter Buta Siu. Sementara karakter wajah banyak mengambil unsur wajah dari Brahala Jawa yang ditambah karakter Barong Bali. Di bagian bawah dari artwork ini, sebuah karakter yang diibaratkan sedang memakan sebuah kota adalah Boma yang sering dilukiskan sebagai tokoh antagonis...