BlocCalito 782 Rilis Single Homage Untuk Kota Tempatnya Berkarya, Yogyakarta

BlocCalito 782 Rilis Single Homage Untuk Kota Tempatnya Berkarya, Yogyakarta

Dua belas tahun lalu grup hip-hop, BlocCalito 782, lahir di Yogyakarta. Nama grup yang digawangi oleh Rave, Hila, dan Bravo ini diambil dari gabungan domisili nomor rumah ketiga personilnya, yaitu area Blok O, Kaliurang dan Rotowijayan. BlocCalito 782 sempat merilis 10 single yang terangkum dalam album berjudul Westcoast Rider.   Setiap akhir pekan mereka mengisi panggung-panggung event musik seantero pulau Jawa pada medio 2013-2016. Sayangnya pada 2016 salah satu personil harus mengundurkan diri dari grup dan mereka sempat hiatus. Tahun 2018 Rave sempat melanjutkan sepak terjang mereka dengan mengajak Wara Ola dengan mengusung nama serta warna baru, Seven Eight Two. Event HipHop Sor Ringin vol.2 pada bulan Maret 2024 lalu membuat momentum “REUNION” dimana mereka muncul dengan formasi paten Rave, Bravo, dan Ghaitza (DJ) untuk mengibarkan kembali bendera BlocCalito 782. Pada bulan September tahun tersebut mereka juga merilis single baru, From The Street yang menceritakan tentang kehidupan di jalanan.   Tahun 2025 ini BlocCalito 782 kembali berkutat di studio untuk merilis single baru. Berjudul Born in YKC, lagu yang diciptakan oleh Rhezaro dan Rave ini bertemakan tentang jatuh bangunnya seorang seniman khusus-nya musisi yang selama ini berkarya di Yogyakarta. “Ide pembuatan lagu ini tercetus dikarenakan banyaknya pelaku seni yang lahir dan berkarya di Yogyakarta” ungkap Rave mengenai ide dibalik pembuatan single mereka.   Dari lirik yang dirapalkan, mereka banyak bercerita tentang tempat dimana mereka lahir, tumbuh besar dan menuai karir diantara jalanan dengan “tembok tua lorong gelap jalanan gang yang sempit”. Dari segi musik, walaupun materi BlocCalito 782 masih dipengaruhi skena hip-hop luar negeri, atmosfer komposisi lagu mereka juga kental dengan aroma yang keluar dari album kompilasi Pesta Rap,...
Dengar Bagaimana Slowright Menceritakan Pertemanan Mereka di Single SIDE BY SIDE

Dengar Bagaimana Slowright Menceritakan Pertemanan Mereka di Single SIDE BY SIDE

Slowright, band Malang ini akan kembali merilis single baru setelah bulan Agustus tahun lalu mereka merilis album penuh pertama-nya, High & Low. Masih di bawah naungan DoggyHouse Records dan diproduseri oleh SB Tunes, Slowright melemparkan amunisi terbarunya, kali ini dengan sesuatu yang berbeda. “Kami sadar betul masa promo album High & Low masih sedang berjalan dan masih banyak yang harus di lakukan. Tapi sedikit menengok ke belakang, Sandy Armita (vokalis baru Slowright) bergabung ketika materi album High And Low sudah jadi, tinggal mengisi vokal saja. Akhirnya Sandy kami paksa untuk menulis semua lirik album tersebut dalam waktu yang sangat singkat” ungkap Slowright mengenai proses album perdana mereka. Dari sini akhirnya Slowright pun sepakat untuk membuat materi baru yang nantinya Sandy ikut secara penuh dalam setiap proses kreatifnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Slowright yang kini beranggotakan Sandy Armita (vokal), Mochamad Raja Sandyapura (gitar) dan Fandi Bagus Tofani (drum) ini langsung meracik materi lagu baru yang diberi judul SIDE BY SIDE. Ketiganya sepakat menunjuk Fifan Christa/Atlesta (Pops You Good studio) sebagai eksekutor dari ide-ide mereka. Materi baru yang menyempurnakan formula reggae dengan hip-hop dan rock ini juga sebagai penanda perubahan dari materi Slowright sebelumnya. Tidak dapat di pungkiri, cara Sandy ngerap serta bernyanyi  membawa banyak pengaruh baru ke dalam Slowright dan member lainnya menanggapi dengan sangat positif. “Sejujurnya butuh banyak kompromi dalam proses kreatif SIDE BY SIDE, semua di lakukan atas dasar respect sesama member Slowright untuk mendapatkan hasil terbaik dan menciptakan sesuatu yang baru dan lebih segar!” jelas mereka mengenai perubahan yang terjadi dalam penulisan materi baru-nya. Secara lirik SIDE BY SIDE bercerita tentang pertemanan Slowright serta perjalanan singkat...
Satukan Pluralisme, Salammusik Dan Altimet Hadirkan Harmonisasi Dalam Alamak

Satukan Pluralisme, Salammusik Dan Altimet Hadirkan Harmonisasi Dalam Alamak

Lagu ini sebenarnya udah aku dengar pada tahun 2015-an, tapi hanya sekadar mendengarkan saja. Nah… di tahun ini aku mulai tertarik menelisik lebih dalam tentang makna lagu ‘Alamak’ karya Salammusik feat. Altimet. Sedikit perkenalan dengan band ini, Salammusik adalah band reggae asal Malaysia yang berdiri pada tahun 2006 dengan Ashraaf Salam A. Azlan sebagai vokalis. Musik mereka dipengaruhi oleh reggae dan hip hop, dipadukan dengan perpaduan musik modern dan tradisional. Di lagu ‘Alamak’ ini, mereka berkolaborasi dengan Rapper Malaysia juga, Altimet. Kita bahas dahulu dari judulnya, “Alamak” kata ini biasanya digunakan ketika kita kaget atau kecewa, sering dipakai di Indonesia dan juga beberapa negara di Asia Tenggara. Biasanya buat nge-react spontan terhadap sesuatu yang tidak kelihatan atau situasi yang tidak enak. Lagu ini bercerita tentang anak yang jatuh ke dalam sumur dan menemukan buku-buku dengan isi yang sama namun cover yang berbeda. Anak itu ingin memberikan informasi isi buku ke teman dan orang di sekitarnya, namun karena penampilannya yang hanya mengenakan baju dalam dan sendal jepit, mereka semua tidak percaya dan menganggapnya sedang bercanda. Setelah aku menelisik lebih dalam, lagu ini ternyata membahas tentang perjalanan spiritual orang yang sedang mencari tau kebenaran mengenai agama. Dia menemukan kesimpulan bahwa semua agama punya tujuan yang sama, yaitu jadi orang baik dan menyebarkan kebaikan. Walaupun perintah, larangan, dan bahasanya beda-beda, intinya sama saja, cuma namanya yang beda. Perbedaan itu yang mungkin dapat hidup berdampingan dalam masyarakat yang sama, tanpa harus menindas satu sama lain. Itu ditegaskan di lirik “lebih banyak yang sama”, “daripada yang berbeza”. Lirik rap yang dinyanyikan Altimet yang tidak terlalu up-beat layaknya musisi reggaeton, juga menggunakan kalimat frasa yang...