by admin | Dec 15, 2023 | News, Releases
Saat pandemi, live sessions di platform digital sempat muncul sebagai salah satu cara untuk menyiasati kendala keterbatasan manggung di acara offline. Saat ini, platform semacam Youtube dapat digunakan untuk melihat estetika dari bentuk pertunjukan dengan cara dan experience yang berbeda. DoggyHouse Records melihat peluang tersebut dan kemudian menginisiasi sebuah program live session. Diberi nama Woof Live Session, program ini menampilkan talent potensial melalui pertunjukan sebuah band atau musisi di area Doggy House, markas band Shaggydog. Dari musisi lawas hingga pendatang baru yang pantas mendapatkan perhatian, program ini adalah cara DoggyHouse Records mengkoneksikan talent kepada publik melalui video pertunjukan yang proper. Sudah berjalan sebanyak 9 edisi di channel YouTube: @DoggyHouseRecords , Woof Live Session menyediakan konten pertunjukan langsung dari band lingkup skena musik Jogjakarta, yang nantinya akan meluas ke skala nasional. Selain itu ada sesi berbincang ringan yang dimoderatori oleh Heruwa (Shaggydog) mengenai aktifitas band/musisi yang sedang tampil. Sangat menarik untuk mengetahui cerita dibalik aktifitas bermusik maupun alat musik yang mereka pakai. Pemilihan band di Woof Live Session dikuratori oleh orang-orang dibalik DoggyHouse Records dan Shaggydog diantaranya Indra Menus & Heruwa, yang berakar kuat pada skena musik lokal serta nasional. Pemilihan band untuk bisa masuk ke program ini berdasar pada keunikan musik selain tentu saja potensi yang mereka tawarkan. Mulai dari raw rap unit NOK37, indierock poster kids Nood Kink, new comer skramz nggerus Noire, sampe band melodic punk gaek Morning Horny juga unit surf rock yang aktif lima tahun sekali, Southern Beach Terror pernah terlibat di live session ini. Dari situ kemudian muncul wacana dari Heruwa untuk merilis live session ini menjadi sebuah album live. Selalu menarik untuk mendengar...
by admin | May 5, 2023 | Event, News
Sebagai peristiwa pop culture dengan balutan utama musik, Cherrypop Festival kembali hadir untuk kedua kalinya. Sebelumnya, festival yang pertama kali digelar pada Juli 2022 lalu ini mendapatkan antusias yang baik dari penggemar musik dan irisannya. Kali ini dengan membawa tema besar “Swasembada Musik”, Festival yang diselenggarakan oleh iKonser Channel ini hendak mengajak seluruh pengunjung untuk lebih survive dalam menghadapi kehidupan. “Kata Swasembada sendiri sangat erat kaitannya dengan kemandirian terhadap kebutuhan pangan, dan dirasa cocok untuk mengambarkan gaya hidup anak muda masa kini yang cenderung santai, ‘leha-leha’ untuk lebih giat lagi mandiri menjalani hidup,” jelas Arsita Pinandita, Creative Director Cherrypop 2023. “Penggunaan kata ‘musik’ diakhiran kata swasembada semakin memperkokoh statement, bahwa dengan musik niscaya kita semakin well lepas landas menghadapi hidup. Sing kuat Sob!“sambungnya. Cherrypop Festival akan digelar selama dua hari, 19 dan 20 Agustus 2023 di Asram Edupark, Yogyakarta dan berkolaborasi penuh dengan Mojok.co, sebuah media online yang bernarasi serius dengan gaya khas dibalut candaan. “Secara konsep, kurang lebih Cherrypop tahun ini masih sama dengan tahun lalu, tetapi kali ini kita gandeng Mojok.co untuk berkolaborasi,” kata Ahmad Sobirin, Director of Festival Cherrypop 2023. Selain pertunjukan musik, ada beberapa program kolaborasi yang dilakukan bersama Mojok.co, di antaranya; ‘Kelas Menyambal’, ‘Kelas Berkain’, ‘Kelas Bungkus Daun’, ‘Bedah Buku’, ‘Putcast Live’, ‘Stand Up Comedy’, ‘Sketsa Langsung Jadi’, hingga Lomba ‘Opening Mojok Mentok’. Program ‘Rekam Skena’ dan ‘Penaskena’ Tahun ini, salah satu program andalan Cherrypop Festival juga kembali dilaksanakan, yakni ‘Rekam Skena’. Program ini melibatkan penyuka musik dan film untuk melakukan riset, menata arsip, dan produksi film tentang skena musik di daerah mereka masing-masing. Hasil dari proyek ini bakal ditayangkan di Bioskop Cherrypop, selama...
by admin | Jan 30, 2023 | News, Review
Berdiri pada tahun 2017, Arief dan Sigit menamai genre Irama Pantai Selatan dengan “Maritim Pop”, yang simplenya lagu pop yang dipadukan ritme dan lirik dengan atmosfer pantai. Pada tahun 2020, mereka merilis debut album pertama “Dendang Samudra” yang terdiri dari 8 lagu dengan lagu pembuka berjudul yang sama. Album ini menceritakan tentang kehidupan yang sering dijumpai di pesisir pantai, mulai dari kisah cinta, festival rakyat dan detail-detail kecil seperti kesegaran minum es kelapa di pinggir pantai. Aku mendengar ada nuansa keroncong, latin dan jazz di dalamnya, dengan instrumen ukulele khas dari musik ‘Hawaiian’. Vokal congkak Melayu yang “mendayu”, juga lirik yang ringan dan bermasyarakat serta dibawakan dengan tidak bertele – tele yang sangat lekat dengan pembawaan mereka. Aku langsung teringat lagu-lagunya Alm. Tan P Ramlee ketika pertama kali dengar lagu-lagu mereka. Ada dua lagu yang berbeda dari semuanya di album ini, ‘Puja Puji Puspa Hati’ dan ‘Asmara Lautan Biru (Di Cilincing)”. Kedua lagu ini memiliki vokal yang lembut dan sangat memikat, sekaligus menjadi lagu dengan tempo paling slow di album ini. Yang menonjol juga, di lagu ‘Bintang Laut’ diawali dengen puisi naratif yang dibawakan seolah sedang bercerita kepada sekumpulan anak-anak. Lagu ini membawa pesan penting tentang pentingnya melindungi habitat dan ekosistem laut. Aku mau ngebahas arti lirik lagunya. Di lagu “Jelita”, menurutku seperti menonton film komedi pendek ketika mendengarkannya, semisal “Seorang pria yang melongo melihat gadis yang senyum dengannya sambil berlari dipinggir pantai, tapi gadis itu enggak senyum dengan pria itu aja, semua pria di pantai diberikan senyuman. Tapi gadis itu anaknya jagoan pantai tersebut”. Pada lagu “Khayalan Rakyat” menceritakan tentang curhatan seorang pria yang ingin melamar seorang gadis...