Pada tahun 2005 dari pinggiran kota Cirebon, tepatnya di desa Klayan, muncul grup musik reggae yang sempat mengharu biru blantika musik Jamaika tanah air, Another Project. Berangkat dari beragam latar musikal, namun sama-sama menyukai musik Jamaika, terciptalah komposisi musik reggae yang dipenuhi berbagai warna dari genre lain berpadu irama khas pesisir pantai utara (pantura).

Pada tahun 2010 Another Project merilis mini album Let’s Against The World!, dua tahun kemudian full album pertama bertajuk Indonesian Rebel Reggae Revolution dirilis. Pada tahun 2016 sebuah album yang direkam secara live dan diberi judul A Live Recording Session, Pantang Menyerah! berisi 5 karya orisinal mereka diproduksi secara terbatas dalam bentuk kaset pita. Kemudian pada 2017, Another Project merilis mini album kedua Pantura Sound yang diproduksi dalam bentuk CD dalam jumlah terbatas.

Karena kesibukan pekerjaan dan lain sebagainya, juga terpengaruh oleh dampak pandemi beberapa tahun belakangan membuat Another Project menjadi kurang produktif dalam berkarya. Sempat mengalami pergantian personil dalam proses bermusiknya, saat ini Another Project terdiri dari: Guntur ‘Ophay’ Nursanto (Vocal/Rhytm Guitar), Nurkamal ‘Cepe’ Siddiq (Lead Guitar/Back. Voc), Muhamad ‘Opik’ Taufik (Bass/Back. Vocal), dan Teguh ‘Telix’ Iman (Drum).

Di awal tahun 2023 Another Project bergegas mengerjakan project mini albumnya yang terbaru dengan tetap mengusung tag line pantura sound. Namun, sebelum dirilisnya mini album tersebut, Another Project akan merilis sebuah single yang berjudul Pantang Menyerah!. Sebuah lagu yang ditunjukan sebagai penanda serta kabar baik bagi semua teman – teman Freedom Fighter (sebutan untuk penggemar Another Project) bahwasanya hidup adalah perjuangan. “Seberapa pun keras dan beratnya kita harus bangkit dan terus melawan. Jatuh tersungkur tak buat kita gentar, tetap semangat dan pantang menyerah. Yang artinya bahwa, kami masih akan tetap ada dan akan terus berkarya, disela-sela kerasnya dinamika kehidupan para personilnya” ungkap Opay selaku penulis lagu ini.

Single ini akan terasa sangat berbeda dari materi di album sebelumnya, lebih berwarna dan berani dalam memberikan unsur yang berbeda. “Di mini album ini kami banyak mengeksplorasi musik reggae yang dipadu dengan komposisi musik funk, blues, rock, punk, steady beat, alternative, dan bahkan irama pantura. Beberapa jenis sound distorsi dan over drive pun akan lebih terasa” jelas Opay.

Single yang direkam di Jags Studio Rec (Cirebon) oleh Ardi Gyar ini pada proses pengerjaannya sempat bongkar pasang pattern drum, tempo lagu, serta teknis proses perekaman yang berbeda dengan proses perekaman demo live yang dikerjakan beberapa bulan sebelumnya. Sementara proses mixing dan mastering dikerjakan di Trek House Studio (Surabaya) oleh Prasimansyah selama 1 bulan, dengan share transfer data lewat email dengan beberapa kali revisi. Lalu mixing dan mastering final dikerjakan personil Another Project dan Prasimansyah sebagai operator selama 1 hari bersama disela jadwal manggung Another Project di Surabaya.