Merespon keadaan yang berangsur membaik setelah pandemi, dan merayakan kembali berseminya event musik secara luring, dalam waktu dekat iKonser akan mempersembahkan sebuah festival musik alternatif, dan dokumenter musik bernama CHERRYPOP. Dengan beragam sajian komponen ekosistem; pertunjukan musik, pemutaran film dokumenter, creative workshop, pop up market, records store hingga art exhibition, CHERRYPOP akan digelar pada 25 Juni 2022 di Panggung Alpha Bravo, Yogyakarta.
“Selama kurang lebih 2 tahun kita seperti terjebak dalam kepanikan, bagai terkurung di sebuah ruang tertutup dengan keadaan serba terbatas, tetapi melalui CHERRYPOP, saatnya kita ubah kepanikan-kepanikan itu menjadi sebuah energi positif, dan merayakannya dalam ruang festival yang meriah dan penuh suka cita”, jelas Catur Hari Wibowo, selaku project manager CHERRYPOP.
Pada pertunjukan musik, CHERRYPOP mencoba menjadikan Yogyakarta sebagai melting point bagi band-band Indonesia, yang dihadirkan dari wilayah timur hingga barat untuk melebur bersama di Cherry Stage. Dari wilayah timur diwakili oleh Silampukau (Surabaya, Jawa Timur), dan The Dare dari (Mataram, Lombok). Dari wilayah Barat, diwakili oleh Teenage Death Star (Bandung, Jawa Barat). Sedangkan Yogyakarta sebagai tuan rumah menghadirkan Melancholic Bitch, Skandal, dan Sangkakala.
“Dengan beragam warna dan karakter band dari berbagai kota ini, semoga CHERRYPOP punya “signature” tersendiri atas sebuah event budaya yang baru dan berkualitas di Jogja” harap para personil Sangkakala, sebagai salah satu line up CHERRYPOP.
Selain itu, Cherry Stage juga akan menampilkan empat band pemenang submission ‘Musik Tanpa Batas’, ajang pencarian bakat untuk area DIY & Jateng yang diselenggarakan oleh iKonser pada Januari lalu. Empat band tersebut adalah Tiger Paw (Yogyakarta), Menjelang Pagi (Banjarnegara), Smaratantra (Solo), dan Kamar Jiwa (Semarang). Keempat tersebut berhasil tampil setelah dipilih dewan apresiasi yakni; Jason Ranti, Gamellance (Jogja Hip Hop Foundation), dan Ari Hamzah (Fun As Thirty).
“Melalui aktivasi ‘Musik Tanpa Batas’ iKonser bertekad untuk memberikan kesempatan bagi musisi di regional Jateng-DIY untuk melebarkan sayap pendengarnya dalam panggung festival yang diselenggarakan oleh iKonser melalui rangkaian Musik Tanpa Batas,” ungkap Natalia selaku program director Musik Tanpa Batas.
Pada screening film dokumenter, CHERRYPOP menghadirkan area Popopop yang akan menayangkan premiere lima film dokumenter tentang skena musik di Jogja. Kelima film tersebut merupakan hasil dari aktivasi program Rekam Skena yang difasiltatori oleh Anggun Priambodo, dan Alvin Yunata. Kelima film dokumenter itu adalah “Di Balik Lantai Dansa” oleh Tuttifruti Collective, “Jogja Magnetnya Rockabilly” oleh Mahadhana Dira Priyahita, “EnjOi! Cerita Tentang Skinhead Jogja” oleh Galih Eko Kurniawan, “Tuhan, Masukkan Aku Ke Dalam Skena” oleh 7Days Off, dan “Knock Knock! Yer Blues Here” oleh Spasi Latar.
Minimnya arsip audio visual tentang pergerakan musik di kota Jogja, Rekam Skena hadir untuk mengisi ceruk tersebut. “Ternyata di Jogja banyak fenomena penggiat skena musik, selain anak band, mereka adalah jurnalis, content creator, hingga buzzer musik. Nah, kita merespon itu dan coba wadahi, biar ekosistem tetap saling terhubung,” ungkap Kiki Pea selaku program director Rekam Skena.
Tak cukup hanya musik dan film dokumenter, CHERRYPOP juga akan menyajikan solo art exhibition oleh Arsita Pinandita. Desainer grafis asal Yogyakarta ini juga terlibat langsung sebagai kolaborator visual artwork untuk CHERRYPOP 2022. Kemudian pop up market dan live sablonase yang diakomodir oleh kolektif seni dari Yogyakarta, Survive! Garage. Tentunya tidak lengkap tanpa adanya Record Store yang diisi oleh Jogja Record Store Club, komunitas toko/pelapak rilisan fisik musik yang siap menjajakan berbagai bentuk rilisan fisik dan merchandise band.
Selain itu, akan ada iKonser Corner yang menampilkan serba-serbi kegiatan dapur produksi dibalik layar tayangan iKonser dan kegiatan seru lainnya bersama para line up CHERRYPOP.
“Dengan hadirnyaCHERRYPOP, semoga bisa menjadi alternatif festival musik di Indonesia, khususnya di Jogja, dan bisa menunjukan perkembangan ekosistem industri kreatif di Jogja hari ini ke masyarakat yang lebih luas”, tutup Catur Hari Wibowo.
Tiket reguler CHERRYPOP seharga Rp.150.000 bisa didapatkan melalui loket.com (online), di Journey Coffee and Records Yogyakarta (offline), dan di outlet TNGR DEADLY Yogyakarta (offline). Untuk segala informasi bisa didapatkan melalui akun instagram @cherrypop.fun dan hotline di 08 222 666 4343.