Musik dan narkoba (narkotika, psikotropika, dan obat terlarang) dapat memiliki hubungan yang kompleks. Beberapa musisi percaya bahwa menggunakan narkoba dapat meningkatkan pengalaman musik, merangsang perasaan yang dialami, meningkatkan kreativitas, penciptaan lirik dan mengurangi rasa takut atau cemas saat tampil di depan publik.

Beberapa musik yang mengandung unsur narkoba dapat menimbulkan berbagai reaksi dari pendengarnya. Ada yang menilai bahwa lagu tersebut sebagai wujud seni dan kreativitas dari penciptanya, namun ada juga yang menganggapnya sebagai ajakan atau glorifikasi terhadap penggunaan narkoba.

Terlepas dari semua hal-hal yang negatif dari pengaruh narkotika, musik yang mengandung makna lirik narkoba tetaplah menjadi bagian dari sejarah musik dan budaya populer. Kali ini aku mau merangkai dan memaknai beberapa musik yang aku rasa mengandung unsur narkoba yang mungkin jarang diketahui banyak orang.

The Brims – Anti Gandja

The Brims (biar rupa – rupa isinya, masih tetap satu) merupakan salah satu grup musik yang tergabung dalam unit Brigade Mobil Republik Indonesia yang dibentuk pada tahun 70an, mengusung genre rock dengan unsur psychedelic. Salah satu karya terkenal mereka adalah lagu “Anti Gandja” dari album Vol. 1: Let Me Show My Way – Anti Gandja (Mesra) yang memiliki nuansa trippy dan mengajak untuk melawan penggunaan narkotika. Meskipun bertujuan untuk mengkampanyekan anti narkotika, “Anti Gandja” justru mampu membuat pendengarnya merasa terhanyut dalam suasana “mengawang”.

Lagu ini tentunya memunculkan berbagai pertanyaan dan kesan yang mengganjal segera muncul dalam pikiran kita setelah mendengar lagu yang dirilis pada tahun 1972 ini. Salah satu hal yang mungkin ditanyakan adalah bagaimana mungkin sebuah lagu yang terdengar seperti memberikan informasi tentang bahaya penggunaan narkotika malah memberikan efek halusinasi dan sangat cocok didengar ketika sedang “high”.

The Flowers – Biar Tuhan Ikut Bernyanyi

The Flowers merupakan band yang telah lama berkarir di industri musik, dimulai pada tahun 90an. Mereka tidak pernah mengubah gaya hidup dan kesenangan mereka dalam bermusik sejak saat itu. Walaupun mereka sudah tidak lagi semabuk dulu dan telah menua, The Flowers masih menjadi salah satu perwakilan terdepan dalam musik rock and roll Indonesia.

Membicarakan tentang band ini, tidak dapat dipisahkan dari dua ikonik personilnya pada awal tahun 90an, yaitu Boris dan Njet. Keduanya merupakan pasangan musikal yang terkenal, di mana Boris memainkan gitar dengan gaya nakal, sementara Njet memberikan vokal yang menghentak. Pada tahun 1997, Flowers (saat itu belum menggunakan “The” sebagai imbuhan) merilis album pertama mereka yang berjudul 17 Th Keatas (Akurama Records). Album tersebut menjadi awal perjalanan mereka dalam kancah musik rock Indonesia. Di tahun 2019, mereka merilis album Roda Roda Gila yang terdiri dari 7 lagu.

Lagu “Biar Tuhan Ikut Bernyanyi” ini mengajak pendengarnya jika kamu sedang sedih dan sakit hati dengan kejadian yang sudah kamu alami, cobalah untuk bernyanyi dan ikut apa apa kata hatimu dan mungkin semesta akan selalu memberimu sesuatu yang baik.

Terdapat lirik “Kala kau sakit hati… Tapi nggak ada bidadari… Sebotol anggur gak berarti” kata “Bidadari” seperti mengacu kepada narkotika, kenapa aku bilang demikian? karena band ini mengambil inspirasi dari tema-tema seperti gaya hidup yang liar, kemiskinan pada anak muda dan penyalahgunaan narkoba, meskipun mereka tidak mengungkapkannya secara langsung dan memberikan kebebasan bagi pendengar untuk menafsirkan makna lagu mereka. Tema-tema tersebut terus muncul dalam setiap karya yang mereka hasilkan.

Imanez – Nakal Lagi

Musisi reggae yang terkenal dengan hits “Anak Pantai” ini pernah menciptakan lagu berjudul “Nakal Lagi” di album Sepontan yang dirilis Aquarius pada tahun 1995. Lagu ini di urutan ke-tiga dari delapan musik di dalam albumnya.

Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang meninggalkan hal-hal yang membuatkan semangat, tempat curhatnya dan selalu membanggakannya. Tetapi ia senang meninggalkan itu karena ia dapat bebas melakukan apapun yang ia suka. Maksud dari “Hal” ini adalah kekasihnya.

Tetapi aku memaknai lagu ini mungkin sebagai kebanggaan Imanez atas keberhasilannya berhenti dari narkoba, diekspresikan di lirik “Inspirasi buat bikin lagu, aku sering dapat darimu…. Untuk mengisi hari-hariku, aku terlalu butuh dirimu… Sekarang enggak lagi… dirimu telah pergi… Pergilah”. Kata “Nakal Lagi” juga menurutku sebagai ungkapan Imanez untuk melakukan apapun yang ia mau tanpa ada hambatan “drugs”, mengingat di tahun 90an sebagai masa dan generasi bunga yang tidak lepas dari yang namanya narkotika.

Aksan Sjuman And The Committee Of The Fest – Hidden Track

Band ini terdiri dari Aksan Sjuman (eks Dewa 19) sebagai drummer, serta musisi-musisi muda yang sudah dikenal terutama dalam bidang musik jazz dan kontemporer, seperti Indra Perkasa yang memainkan kontrabas, Nikita Dompas dan Dion Janapriya yang memainkan gitar listrik, Mery Kasiman yang memainkan Rhodes/Synth, dan Kartika Jahja sebagai vokalis. Setiap anggota memiliki gaya yang unik dan saling berinteraksi dengan cara yang unik pula, menghasilkan suara yang tak terduga.

Kejutan adalah unsur penting dalam musik, baik para personil maupun penonton dapat merasakan reaksi yang berbeda-beda selama dan setelah musik dimainkan. Musik mereka seperti membawa penonton dalam perjalanan, dimulai dengan misteri dan kemudian dibawa lebih dalam oleh instrumen yang mengawang.

Hidden Track masuk di album Realitas Khayal (Demajors) yang terdiri dari 6 lagu ini tidak dibawakan dengan vokal yang bernada dan bertempo. Hal ini menyerupai seseorang yang sedang berbicara dan menanyakan sesuatu hal kepada pendengarnya. Dalam konteks drugs, vokalis menanyakan pendengarnya tentang hal-hal mengenai narkotika. Ada 25 pertanyaan seperti yang mungkin aku rasa harus kalian jawab.

Musik ini mungkin menjadi suatu hal atas kesadaran kamu tentang pengaruh drugs, tetapi aku rasa musik ini sangat cocok didengar ketika feeling high, ditambah irama-irama mengawang yang menghanyutkan pendengaran kalian. Ini mungkin yang membuat group musik ini membebaskan pendengarnya untuk menginterpretasikan musik yang mereka ciptakan.

Hello Benji And The Cobra – Anak Muda

Dengan benang merah psychedelic rock, 70`s dan African funk, group band asal Medan ini meluncurkan singlenya “Anak Muda” di tahun 2017. Lagu ini menceritakan tentang kehidupan anak muda yang ingin selalu mengekspresikan diri mereka dengan cara yang berbeda.

Penggambaran anak muda yang mencoba untuk menemukan cara supaya terlihat menonjol dari kerumunan dan mengeksplorasi identitas mereka tercium di single ini. Dalam konteks ini, kehidupan anak muda yang berkaitan dengan narkotika. Beberapa dari mereka mungkin merasa terdorong untuk mencoba narkotika sebagai bentuk ekspresi diri, merasakan getaran dari efek yang ditimbulkan dari drugs dan membangkitkan semangat melakukan sesuatu yang positif atau memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Itulah beberapa lagu yang menurut aku pribadi mengusung tema narkoba. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan obat-obatan terlarang dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Penyalahgunaan obat-obatan dapat menyebabkan ketergantungan, masalah kesehatan mental, masalah kesehatan fisik, dan bahkan kematian. Dan perlu diingat juga bahwa pengalaman dan penciptaan dalam bermusik yang positif dapat dicapai tanpa menggunakan obat-obatan terlarang.

Review oleh Ahmad Gibran

Editor Indra Menus

Foto Sampul:

Dokumen Band

The Brims dari Irama Nusantara

Imanez dari Rate Your Music