Komunal Showcase Jawa Tengah Oleh Distrik170

Komunal Showcase Jawa Tengah Oleh Distrik170

https://doggyhouserecords.com/wp-content/uploads/2022/11/MATERI-KONTEN-I-TEASER-VIDEO-YGSG.mp4     Setelah sukses mengekspansi Ibukota dengan gelaran gigs dan exhibition yang bertajuk Ekspansi Jakarta pada oktober lalu, kali ini Distrik170 mengajak salah satu band Heavy Metal / Rock asal Bandung yaitu KOMUNAL, untuk menggelar lanjutan Showcase Tour mereka dalam rangka mengekspansi jawa tengah dimana Semarang dan Yogyakarta menjadi tujuan utamanya. Dalam catatan Komunal sendiri, mereka telah menggelar tour di Jawa Timur dan  Jawa Barat, namun kurang lengkap rasanya jika tidak singgah dan menyelenggarakan Showcase di Jawa tengah. Apalagi terbilang sejak 2009 (13 tahun) lamanya Komunal tidak menyambangi kota Semarang dan Yogyakarta. Maka dari itu Distrik170 merencanakan pagelaran aksi di dua kota tersebut. Ini tentu akan menjadi peredam rindu atas gelora penantian Para Kawan Kawan Komunal. Demi ikut andil dalam skena permusikan di Yogyakarta, Distrik170 disertai dengan tekad yang kuat bergerak membuat suatu acara musik dengan Komunal sebagai penyerang utama yang siap menyelamatkan Rock and Roll yang telah mati. Komunal siap melahap selera musik Sobat sekalian dalam tajuk “Komunal Showcase” yang akan diadakan di Institut Francais Indonesia Yogyakarta, Jl. Sagan No.3, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta (16 Desember 2022), dan Auditorium RRI Jl. Semarang – Purwodadi No.1, Karangkidul, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah (17 Desember...
Gong Fest Hadirkan Senandung Alam Di Yogyakarta & Malang

Gong Fest Hadirkan Senandung Alam Di Yogyakarta & Malang

GONG FEST PROUDLY PRESENT “Senandung Alam” YOGYAKARTA Rabu, 10 Agustus 2022 Tebing Breksi, Jogja MALANG Sabtu, 20 Agustus 2022 Kusuma Agrowisata, Batu   Ticket available at waytiket.com  Ruang gerak hiburan seakan semakin menyempit seiring meluasnya kesibukan monoton yang tak disadari telah menjadi rutinitas. Berada di tengah jam kerja yang menjemukan memang melelahkan. Memenuhi kebutuhan primer adalah mutlak, tapi bukan berarti kita melupakan bahwa kebutuhan sekunder yang menyeimbangkan. Primer dengan bekerja, sekunder dengan piknik. Melihat keresahan di antara populernya riuh kehidupan di kota, kami mencoba untuk memberikan secercah pelepas penat yang dirangkum dalam satu hari dengan impresi yang tak lekang oleh waktu. Sejenak bersenandung bersama di antara keindahan alam dari senja hingga malam. Mungkin cara ini sedikit banyak membuka kacamata kita tentang pentingnya kebutuhan sekunder itu sendiri. Ya, piknik. Membuka cara pandang kita tentang kehidupan bahwa manusia dengan alam akan selalu selaras. Dengan mengambil destinasi wisata sebagai lokasi acara ini, kami ingin menghadirkan pengalaman piknik yang tak terlupakan. Diracik melalui senandung yang disajikan pengisi acara, diselaraskan dengan suasana alam sekitar, dirangkum dalam sebuah pagelaran spesial. Mengutip obrolan dengan Anton Rhey Gong selaku CEO Gong Production, “mencoba sejenak bersyukur untuk menikmati senandung semesta, menjaga hubungan yang harmonis dengan alam, selaras dengan konsep memayu hayuning bawana. Melihat hamparan sawah, mendengar gemericik air, menghirup oksigen di antara pepohonan, hamparan pegunungan itu semua lebih dari cukup memenuhi kebutuhan sekunder yang priceless ini. Terlebih apabila keindahan itu dipadu padankan oleh pengisi acara yang akan bersenandung bersama kita semua di Gong Fest”. Tawaran ini hadir tanpa basa-basi, beranikah kita menyeimbangkan kebutuhan itu? Catatan epilog ini, lupakan sejenak masalah yang riuh di kepala karena: aku, kamu, dan...
CHERRYPOP, Barometer Baru Festival Musik di Yogyakarta Setelah Pandemi?

CHERRYPOP, Barometer Baru Festival Musik di Yogyakarta Setelah Pandemi?

iKonser berhasil menggelar festival musik yang digadang-gadang menjadikan Yogyakarta sebagai melting point bagi band-band Indonesia dari wilayah timur maupun barat. The Dare (Lombok) yang mewakili wilayah timur Indonesia juga Silampukau (wilayah timur Jawa) sementara dari barat (masih Jawa) ada Teenage Death Star. Dari tengah (lagi – lagi masih pulau Jawa) ada Menjelang Pagi (Banjarnegara), Smaratantra (Solo), dan Kamar Jiwa (Semarang). Sementara sebagai tuan rumah ada Melancholic Bitch, Skandal, Tiger Paw dan Sangkakala. Secara pemilihan jenis musik lumayan variatif mulai Folk, Indie Rock sampai Heavy Metal walaupun masih bisa dikulik lagi secara Jogja kan gudangnya variasi genre musik yang serba ada. Plus dari segi pemetaan asal band masih berkutat di area Jawa, belum mewakili wilayah timur dan barat Indonesia seperti yang digadang – gadang sebelumnya. Selain pertunjukan band di panggung besar, di area Panggung Alpha Bravo ada ruang – ruang untuk pemutaran perdana film dokumenter skena musik Jogja, diskusi, workshop, pop up market kerajinan dan kuliner, records store serta pameran seni. Sebuah usaha diversifikasi festival musik agar penonton tidak bosen menunggu jeda penampilan band di panggung utama. Patut diapresiasi melihat usaha festival ini untuk memberikan ruang bagi penggiat film amatir dalam mendokumentasikan skena musik di Jogja. Ada lima film dokumenter yang diputar di area Popopop ini: “Di Balik Lantai Dansa” (Tuttifruti Collective), “Jogja Magnetnya Rockabilly” (Mahadhana Dira Priyahita), “EnjOi! Cerita Tentang Skinhead Jogja” (Galih Eko Kurniawan), “Tuhan, Masukkan Aku Ke Dalam Skena” (7Days Off), dan “Knock Knock! Yer Blues Here” (Spasi Latar). Program yang sangat penting bagi proses dokumentasi skena dan mari berharap ini tidak hanya berhenti disini saja. Sayangnya ruang pemutaran film belum tertata maksimal misalnya dilihat dari kapasitas...